Selasa, 02 Juni 2009

Soto Bogor Kaki Lima Rasa Bintang Lima





Tidak sopan rasanya apabila tidak berbagi cerita mengenai soto bogor yang beberapa hari lalu saya santap. Ya inilah namannya soto bogor yang luar biasa. Luar biasa tempatnya. Luar biasa harganya luar biasa tempatnya. Bertempat di daerah bogor, tepatnya setelah istana batutulis bogor ada pertigaan lalu belok kanan, trus menyusuri jalanan yang menurun terus saja sampa ujung brtemu simpang tiga. Karena jalannya searah maka beloklah ke kanan langsung merapat ke parkiran di kiri jalan. Lalu susuri saja sepanjang jalan dengan menentang arah kendaraan. Anda akan menemukan Soto Bogor Kaki Lima tersebut tidak jauh dari Bank BCA.

Kenapa?

Actually, it is just a common place, but what make it very important? If we compare the taste with common place called "Kaki Lima" and at very affordable price even we can say it is very cheap.
Ya, apa yang membuatnya menjadi berbeda:
  • Rasa khas yang belum pernah dirasakan pada soto lain
  • Perpaduan bumbu yang luar biasa tepat, kalau saya bisa rasakan ada kunyit yang tidak terlalu menyengat baunya namun menciptakan citra kuning kuah yang mengena dan menggugah selera. Ya tentu diperlukan keahlian untuk membuat nya agar kuning di dapat, dan bau kunyit tidak menyengat. Terasa adanya kemiri yang kuat sehingga membuat kesan kuah menjadi lebih lezat dan gurih
  • Tempat crowd khas "Kaki Lima", ya sepanjang jalan memang penuh dengan pusat jajanan.
  • Harga tidak reasonable. Ya harganya sangat tidak masuk akal. Dengan kelejatan yang luar biasa harganya kok malah murah.
  • Suasana mendung, hujan sangat mendukung faktor psikologi dan fisiologi untuk semakin menikmati sajian.
  • Bagus juga buat cuci mata bagi para lelaki yang matanya agak "gatal" karena banyak geulis2. But don't try it at placed. Just try at Home with your legal women only.

Berkesan

Saya memesan soto bogor dengan isi paru dan daging. Saat melihat tempat dan dasarannya, saya memiliki kesan sangat tidak meyakinkan, timbul keraguan, dan merasa ah
ini hal yang biasa-biasa saja layaknya makanan pinggir jalan.

Tangan mulai membuka daun pembungkus nasi, semangkuk soto bogor saya letakkan di atas kursi plastik. Ya beginilah, tidak ada meja, yang ada hanya kursi-kursi plastik. Kapasitas pembeli yang harus makan di tempat sangat terbatas.

Sesaat kemudian mulai menyiramkannya beberapa sendok kuah soto bogor di atas nasi yang beralaksan daun pisang sebagai pembungkus. Lalu mengambil satu sendok kuah dan memasukkan ke dalam mulut. BRAKKK!!!!
Saya terdiam sejenak takjub, tak percaya. Ambil lagi sekitar setengah sendok.
SRRRRR!! Syaraf dalam tubuh mulai bereaksi. Yah saya langsung bergumam, " nikmat". Tapi tidak berhenti sampai disitu, setelah suap demi suap dan daging mulai dikunyah, daginya empuk tapi tak menghilangkan tekstur dari dagingnya sendiri.

Look at the end of my impression bellow:
  • Satu frase: " RUARRR BIASAA"
  • Rasa sotonya tak tertahankan berkesan dan menempel kuat di lidah kerongkongan dan ingatan. Sampai-sampai saya harus menahan untuk tidak minum selama beberapa puluh menit setelah selesai makan. Hanya karena tidak ingin kehilangan "PSIKOLOGI RASA". Bahkan selama berhari-hari rasa itu masih melekat kuat ya layaknya orang "JATUH CINTA"
  • Saya akan ajak keluargaku kembali kesini
  • Saya akan rekomendasikan teman-teman.

Next Time

I must go to bogor again.