Kamis, 14 Mei 2009

Antara Korupsi, Realitas, Fitnah dan Intrik dalam Kasus Antasari - Nasrudin

Salahkah?
Benarkah?
Benarkah salah?
Benar-benar salahkah?

Ternyata susah mo dibolak-balik.

Ya itulah gambaran kepusingan melihat perkembangan politik di negeri tercinta ini. Ya benar negeri tercinta bagi mereka yang korup karena mereka mudah sekali melakukan hal yang nista, menggerogoti sumsum rakyat. Tentu akhirnya tulang bergemertakan tanpa adanya vitamin yang dinamakan sumsum. Akankah begini keadaan negeri ini? Lalu apakah yang terjadi dengan rakyat kecil?? Inilah perpaduan realitas modern yang dipadu fitnah dan intrik tentang kasus Antasari - Nasrudin-Polri-Kejaksaan



Setelah digoncang kebingungan akan kasus Antasari (AA) vs. Nasrudin (NZ) vs.Sigid dkk (SHW) yang hingga kini belum selesai, gempa tektonik lain bersumber dari manuver politik partai di tanah air.

Ya rakyat menjadi bingung, salahkah AA? Benarkah Nasrudin? Salahkah SHW? benarkah AA? Salahkah Nasrudin? Benarkah SHW? coba lihat klo dibuat topologi ring maka AA bisa salah namun kemudian bisa jadi benar. Yang lebih menarik adalah ungkapan terakhir dari pengacara AA, Ari yang menyatakan ada keterlibatan pejabat yang tingkatanya lebih tinggi dari AA dan pengusaha kelas kakap. WUIHHH, AA aja setara menteri so setara apakah pejabat ini? Dewa apakah? Oh iya, klo benar demikian, pastilah do'i adalah sang dewa durjana. Coba lihat kutipannya di detik.com :
"Ada pejabat tinggi dan pengusaha besar. Buktinya mereka terlibat, ada keganjilan dalam proses ini," kata Ari dalam perbincangan lewat telepon, Kamis (14/5/2009). Sayangnya Ari enggan memerinci nama atau inisial pejabat dan pengusaha itu. "Sabar, masih ada babak selanjutnya," elaknya.Ari tetap yakin bila otak pembunuhan itu bukan Antasari. "Ada keganjilan dengan SHW (Sigid Haryo Wibisono). Dia begitu proaktif mengungkap kasus ini, ada orang yang mengarahkan di atas," argumen Ari.Motifnya apa? "Dendam," tutupnya tanpa memerinci lebih jauh.

Oke back to political events, apakah ada kaitan kasus ini dengan politik????? yang pasti kondisi politik sekarang sangat annoying. Yah klo lihat di beberapa media, tak elok lah sikap politik SBY yang sepihak menentukan wapres. Ada pula yang bicara itu hak prerogatif do'i, tapi kemudian di counter "emang dia dah jadi presiden" dalam konteks koalisi ini?
Yah SBY selalu mengajarkan sopan dalam berpolitik, santun dalam berpolitik, sopan dan santun dalam berkomunikasi dan bersikap, namun ternyata tidak sesantun yang selalu disampaikan apabila ada lawan tandingnya yang entah sengaja atau tidak membuat SBY tersinggung.

Jadinya kok terlihat SBY semakin mudah tersinggung. Jadi ingat jaman olok2an antara Mega dan SBY ada kata " anak kecil " dll.

So? Kita tunggu saja, sebagai anak bangsa tentunya berharap semuanya bertambah dewasa.