Hari ini 21 Juni 2009 baca di detik.com. Headlinenya sangat menarik, esensinya mengenai "Neolib". Walaupun secara tersirat tidaklah ada kata "Neolib" namun secara makna berdampingan dengan kata yang mengerikan itu, yaitu "Neolib". Ya itu persepsi saya ketika membaca berita mengenai akan terus dijalankannya kebijaksanaan PENJUALAN ASSET NEGARA KE PIHAK ASING oleh calon cawapres Budiono. Tentunya hal ini tidaklah main-main. Tidak main-main bagi kelangsungan bangsa ini, tidak main-main bagi kalangan yang beragama "Neolib", tidak main-main bagi kemakmuran rakyat, dan tentu tidaklah MAIN-MAIN pula bagi para PEMILIH PRESIDEN & WAPRES nanti di pemilu Juli 2009. Namun apakah alasan yang melatar belakangi hal tersebut MAIN-MAIN??
Bagi seorang Hashim Djojohadikusumo yang merupakan pengusaha Nasional dan putra sang Begawan Ekonomi Sumitro Djojohadikusumo alasan yang disampaikan Budiono tidaklah masuk akal, mengingat alasannya hanyalah pada tidak efesiensi dan tidak transparan pengelolaan aset-aset negara tersebut. Menurut Hasim seharusnya ketidak mampuan tersebut dicarikan solusi dengan menyerahkan ke yang lebih mampu, ketidak transapranan diberikan solusi dengan menyerahkan ke yang lebih transaparan. Bukannya dengan MENJUAL ke pihak asing, tetapi dengan menyerahkan kepada PEMERINTAH BARU yang MAMPU dan TRANSPARAN.
- Memang tidak beralasan jika menyatakan suatu alasan akan transparansi dan efisiensi sebagai dasar penjualan aset negara
- Ternyata FAKTA menunjukkan anak bangsa lebih dari mampu membuat pengelolaan ASET NEGARA bukan hanya menjadi "SUSTAINABLE" tapi lebih dari itu, yaitu menjadi EFISIEN, TRANSPARAN dan lebih-lebih mendatangkan KEUNTUNGAN bagi Indonesia Tercinta ini.
- Berhati-hatilah dalam memilih CAWAPRES. Ingat pemilu Juli 2009 bukanlah pemilu Capres tapi pemilu CAWAPRES. Apakah kita harus menjadi budak dan babu di tengah-tengah Aset Negeri Sendiri yang dikuasai Asing?? Ingat jangan salah pilih di pemilu 8 Juli 2009. Mari pilih CAPRES & CAWAPRES yang benar-benar memperhatikan, mendorong dan memajukan aset nasional, produk nasional melalui penggiatan produk-produk lokal anak bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar