Minggu, 21 Juni 2009

PENJUALAN ASET NEGARA AKAN TERUS BERLANJUT???

Hari ini 21 Juni 2009 baca di detik.com. Headlinenya sangat menarik, esensinya mengenai "Neolib". Walaupun secara tersirat tidaklah ada kata "Neolib" namun secara makna berdampingan dengan kata yang mengerikan itu, yaitu "Neolib". Ya itu persepsi saya ketika membaca berita mengenai akan terus dijalankannya kebijaksanaan PENJUALAN ASSET NEGARA KE PIHAK ASING oleh calon cawapres Budiono. Tentunya hal ini tidaklah main-main. Tidak main-main bagi kelangsungan bangsa ini, tidak main-main bagi kalangan yang beragama "Neolib", tidak main-main bagi kemakmuran rakyat, dan tentu tidaklah MAIN-MAIN pula bagi para PEMILIH PRESIDEN & WAPRES nanti di pemilu Juli 2009. Namun apakah alasan yang melatar belakangi hal tersebut MAIN-MAIN??



Bagi seorang
Hashim Djojohadikusumo yang merupakan pengusaha Nasional dan putra sang Begawan Ekonomi Sumitro Djojohadikusumo alasan yang disampaikan Budiono tidaklah masuk akal, mengingat alasannya hanyalah pada tidak efesiensi dan tidak transparan pengelolaan aset-aset negara tersebut. Menurut Hasim seharusnya ketidak mampuan tersebut dicarikan solusi dengan menyerahkan ke yang lebih mampu, ketidak transapranan diberikan solusi dengan menyerahkan ke yang lebih transaparan. Bukannya dengan MENJUAL ke pihak asing, tetapi dengan menyerahkan kepada PEMERINTAH BARU yang MAMPU dan TRANSPARAN.

Jadi ingat apa yang dikatakan "MAS" KWIK KIAN GIE yang beberapa hari lalu di wawancari oleh Metro TV bahwa alasan penjualan aset karena tidak efisiensi, tidak mampu, dan tidak transparan sangatlah tidak relevan dan tidak masuk akal. Menurutnya adalah pengalaman waktu beliau masih ada dalam pemerintahan. Kala itu tuhan ekonomi "Palsu" yang terkenal dengan nama IMF dan konco-konconya menginginkan penjualan aset negara ke asing dengan alasan yang sama. Ketika akan diputuskan untuk menjual aset yang dikatakan tidak sehat tersebut "ANEHNYA" sang tuhan ekonomi palsu tersebut mempersyaratkan agar aset tersebut "disehatkan" dahulu. Lah Kok?? Ya alasannya apabila dijual dalam keadaan sekarat ya ga laku atau laku dengan nilai yang rendah. Well, selanjutnya disehatkanlah sang aset tersebut. Wal hasil aset tersebut sehat walafiat dan sangat-sangat-sangat menguntungkan negara. Nah, "ANEHNYA" lagi masih tetap diminta menjual ke asing oleh sang tuhan ekonomi palsu "IMF" tersebut. Nah ini kok kata dibolak-balik, logika dibikin miring dibikin salah dibikin benar sendiri. Ya logikannya Mas Kwik seharusnya klo sudah sehat, efisien dan transparan kan ga perlu di jual lagi. Hehehe ternyata IMF itu pinter tapi masih lebih bego dari pada Mas Kwik sang pangeran Ekonomi Indonesia.

Lalu pelajaran apa yang bisa ditarik??
  1. Memang tidak beralasan jika menyatakan suatu alasan akan transparansi dan efisiensi sebagai dasar penjualan aset negara
  2. Ternyata FAKTA menunjukkan anak bangsa lebih dari mampu membuat pengelolaan ASET NEGARA bukan hanya menjadi "SUSTAINABLE" tapi lebih dari itu, yaitu menjadi EFISIEN, TRANSPARAN dan lebih-lebih mendatangkan KEUNTUNGAN bagi Indonesia Tercinta ini.
  3. Berhati-hatilah dalam memilih CAWAPRES. Ingat pemilu Juli 2009 bukanlah pemilu Capres tapi pemilu CAWAPRES. Apakah kita harus menjadi budak dan babu di tengah-tengah Aset Negeri Sendiri yang dikuasai Asing?? Ingat jangan salah pilih di pemilu 8 Juli 2009. Mari pilih CAPRES & CAWAPRES yang benar-benar memperhatikan, mendorong dan memajukan aset nasional, produk nasional melalui penggiatan produk-produk lokal anak bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar